Image source : insto.co.id redesaign by Anastia Rahmi |
Aku merasa terlahir sebagai Gen-Z kadang menjadi sebuah privilege, kadang juga menjadi sebuah pressure.
Kadang, aku merasa menjadi salah seorang perempuan yang dilahirkan di tahun 2000-an adalah sebuah privilege. Ya, privilege berupa identitas sebagai seorang Gen-Z atau Generasi Zoomers. Generasi yang tumbuh di saat internet atau dunia digital sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, sebagai Gen-Z berarti idealnya dianggap sudah melek digital (digital savvy) secara alami.
Tapi, kadang juga sebaliknya. Identitas sebagai Gen-Z yang juga katanya dikenal memiliki sisi psikologi yang rentan terkena masalah ini, membuatku merasa cukup dipandang sebelah mata walau mungkin sedikit ada benarnya hehe.
Mungkin itu sebab kami lahir di era yang sudah serba cepat dan canggih karena semakin berkembang pesatnya dunia digital. Hal itulah yang membuat segalanya menjadi terasa mudah di saat Gen-Z lahir dan tumbuh dewasa.
Untuk urusan makan, minum dan transportasi, sekarang bisa dilakukan dengan hanya membuka smartphone, membuka aplikasi pesan antar makanan atau transportasi, kemudian pencet tombol order. Selang beberapa menit, makanan, minuman atau ojek online pun bisa langsung sampai ke depan pintu rumah atau kos-an dengan selamat. Kami nggak perlu repot-repot lagi ke luar rumah untuk itu semua.
Lalu, untuk berbelanja juga sekarang nggak harus datang ke toko yang tentunya akan memakan waktu dan biaya. Cukup buka aplikasi e-commerce, pilih produk yang ingin dibeli, kemudian cek out dan proses pemesanan pun selesai. Kami tinggal menunggu produk sampai dengan estimasi waktu pengantaran biasanya sekitar 2 hingga 3 hari saja. Praktis dan mudah sekali, bukan?
Namun, akan selalu ada bahaya yang mengintai di balik kecanggihan teknologi yang ada. Bukan hanya soal maraknya kejahatan di dunia digital, tapi juga masalah kesehatan kita sebagai pengguna teknologi. Wah, apa itu kira-kira?
Gadget, Si Sobat Setia Gen-Z dan Permasalahan yang Ditimbulkannya
Aktif di dunia digital baik untuk hiburan maupun urusan kerjaan, aku nggak hanya perlu modal kuota atau jaringan internet yang memadai saja, melainkan juga mata yang sehat agar bisa bekerja secara optimal. Inilah yang terkadang menjadi problema yang seringkali diabaikan oleh Gen-Z sepertiku. Kalau sudah kejadian kena sakit mata, barulah mengeluh hahaa.
Kalau sudah asyik bercengkrama dengan smartphone atau pun laptop, nggak hanya chat dari orang-orang yang aku abaikan, kesehatan mataku juga demikian. Terkadang, merasa bersalah dengan diri sendiri karena tidak bisa menjaga kesehatan mata dengan baik.
Seringkali setelah berlama-lama di depan laptop untuk nulis atau pun keperluan lainnya, pandangan mataku jadi nge-blur, pegel dan sepet. Bawaannya mata itu kaya pengen disipit-sipitin terus supaya tetap bisa melihat objek dengan jelas. Setelah aku mencari tahu, ternyata serangkaian gejala ini bisa mengarah pada kondisi mata kering. Parahnya lagi kalau tidak segera diatasi dalam jangka panjang, bisa menimbulkan dampak yang lebih serius pada mata.
Mata Sebagai Aset Penting Para Digital Savvy
Mata adalah aset terpenting yang mendukung para Digital Savvy agar tetap produktif. Jika mata tidak terjaga kesehatannya, kita tidak dapat memperoleh hasil pekerjaan yang optimal. Ketika hasil pekerjaan tidak optimal, bukan tidak mungkin klien atau atasan akan meminta kita untuk mengerjakan ulang pekerjaan tersebut. Hal itu membuat kita harus bekerja dua kali dan memberikan lebih banyak waktu.
Dengan demikian, waktu yang seharusnya kita gunakan untuk mengerjakan tugas lainnya akan menjadi terhambat dan pada akhirnya bisa merusak jadwal kegiatan yang telah disusun.
Wah, ternyata sebegitu buruknya dampak kesehatan mata ini ya? Tidak hanya untuk produktifitas kerja saja, melainkan juga bisa merusak jadwal kegiatan yang telah disusun dengan rapi.
Apa Itu Mata Kering?
Gejala Mata Kering
Berikut ini terdapat beberapa gejala yang mengindikasikan bahwa kamu mungkin mengalami kondisi mata kering yang perlu segera diatasi:
1. Mata pegal
Mata pegal merupakan istilah lain dari mata lelah. Mata pegal atau lelah ini dapat terjadi akibat penggunaan mata secara terus menerus tanpa jeda. Termasuk dalam hal ini yaitu membaca terus menerus, melakukan pekerjaan di tempat yang minim penerangan, hingga menatap layar gadget dalam waktu yang lama tanpa menerapkan waktu untuk jeda atau mengistirahatkan mata.
2. Mata sepet
Mata sepet merupakan kondisi tidak mengenakkan yang terjadi pada mata dan mengakibatkannya seperti melekat atau tidak bisa membuka dengan baik. Hal ini bisa disebabkan karena mata kekurangan pelumas atau pun terlalu lama menatap layar gadget dengan cahaya layar yang terlalu terang.
Bahaya Mata Kering
1. Gangguan penglihatan
2. Berisiko terjadi infeksi mata
3. Merusak kornea
4. Berkurangnya kualitas hidup
5. Menurunnya produktivitas
Penyebab Mata Kering
Image source: insto.co.id |
1. Produksi air mata yang menurun
Produksi air mata dapat menurun karena beberapa faktor yang meliputi usia, menderita penyakit sistemik, kurang asupan vitamin A serta efek samping obat-obatan dan tindakan medis tertentu.
2. Meningkatnya penguapan air mata
Sejumlah keadaan yang membuat air mata mudah menguap yaitu reaksi alergi pada mata, terpapar polusi udara atau udara kering, defisiensi vitamin A, gangguan pada kelopak mata seperti ektropion (kelopak mata berbalik ke luar) dan entropion (kelopak mata berbalik ke dalam), menderita penyakit parkinson yang menyebabkan seseorang jarang berkedip serta kebiasaan membaca dan menatap layar gadget terlalu lama.
Insto Dry Eyes, Solusi Mata Kering Untuk Si Digital Savvy
- Mengandung bahan aktif yang bekerja memberikan efek pelumas seperti air mata untuk mengatasi mata kering
- Mengandung bahan aktif yang dapat meringankan iritasi mata yang disebabkan oleh kekurangan produksi air mata
- Tersedia dalam ukuran 7,5 ml sehingga mudah dibawa kemana pun dan kapan pun.
Posting Komentar