Apa Itu Miskomunikasi?
Sebelum mengetahui definisi miskomunikasi, kita perlu tahu terlebih dahulu apa itu komunikasi. Komunikasi adalah aktivitas bertukar informasi yang terjadi antara pemberi dan penerima informasi.
Dalam dunia kerja, komunikasi penting sebagai bagian dari proses koordinasi yang melibatkan berbagai lapisan struktural dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu, menurut KBBI miskomunikasi berarti salah penerimaan atau salah penangkapan dari suatu komunikasi. Sebagai contoh, Si A menyampaikan ide, pesan maupun gagasannya kepada Si B. Akan tetapi, Si B tidak mampu memahami dan mencerna yang disampaikan oleh Si A dengan sempurna. Akibatnya, menimbulkan kesalahpahaman Si B terhadap Si A.
Setiap Orang Bisa Jadi Berbeda Persepsi dalam Menangkap Maksud Sebuah Tulisan
Salah satu kekurangan berkomunikasi lewat tulisan adalah berkemungkinan lebih besar menimbulkan kesalahpahaman atau miskomunikasi. Sebab, kita tidak tahu bagaimana artikulasi, nada atau intonasi yang sebenarnya kita maksud ketika kita menyampaikan pesan melalui tulisan. Pada akhirnya, tidak jarang menimbulkan kesalahpahaman bagi yang membacanya.
Seperti yang kita tahu, gaya bahasa dan cara merespon chat tiap orang itu beda-beda. Saya sendiri pernah merasa, kok dia jawabnya cuek, singkat banget dan lain-lain. Tapi, ternyata memang gaya chattingan-nya seperti itu. Suka menjawab singkat, padat dan jelas. Nggak cuma ke saya, ke yang lain pun demikian. Jadi, jangan dimasukkan hati ketika berkomunikasi dengan tipe orang seperti ini ya.
Akhirnya, saya pun mulai paham dan mungkin itu berlaku juga dengan orang lain yang suka menjawab singkat karena memang gaya chattingan-nya seperti itu. Entah karena malas ngetik saja, nggak suka bertele-tele dan lebih nyaman komunikasi secara lisan.
Ada juga yang kalau chat, di akhir kalimat saya seringkali harus memberi akhiran namanya. Misal, "Kenapa, Din?", (Ada Din di akhir kalimat). Kenapa? Dulu saya pernah membalas chat tanpa akhiran namanya, kemudian Dia salah paham. Dia kira saya njawabnya jutek.
Akhirnya, saya generalisir ke semua orang seperti itu daripada menimbulkan kesalahpahaman yang sama. Seenggaknya agar saya juga terkesan menghargai komunikasi dengan lawan bicara saya.
Terakhir, saya pernah memakai emot "😃" di akhir kalimat ketika berkomunikasi dengan seseorang. Dia bilang saya menertawakannya dan membuat dia tersinggung.
Kemudian, saya jadi berpikir apakah dia mendefinisikan emot tersebut berarti tertawa untuk mengejek atau merendahkannya sehingga Dia tersinggung?
Padahal, saya sama sekali nggak bermaksud begitu. Emot tersebut bagi saya seperti ekspresi merasa nggak enak kepada Dia karena suatu hal yang saat itu jadi topik pembahasan kami. Tapi, Dia justru mengartikan yang sebaliknya. Nah, bahaya juga kan? perkara emoticon saja bisa menimbulkan perpecahan hahaa
Pada saat itu memang saya baru mengenal orang tersebut, bahkan belum pernah bertemu. Jadi, saya belum tahu bagaimana karakter orangnya. Saya kira dia orang yang santai, ternyata perasa hehe
Nah, gimana supaya komunikasi lewat tulisan nggak menimbulkan salah paham atau miskomunikasi?
Tips Menghindari Miskomunikasi Secara Tertulis
Dari pengalaman saya tadi, saya bisa menyimpulkan ada beberapa tips yang bisa kamu coba untuk menghindari miskomunikasi ketika berkomunikasi lewat tulisan. Berikut ini tipsnya:
1. Membaca Pesan dengan Seksama
Tips menghindari miskomunikasi yang pertama adalah kamu perlu membaca dengan seksama pesan yang disampaikan lawan bicaramu. Dengan begitu, kamu bisa memberikan jawaban secara hati-hati dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
2. Pahami dengan Siapa Kita Berkomunikasi
Memahami siapa lawan bicara kita menjadi kunci kita bisa berkomunikasi dengan sesuai sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Kamu bisa mencari tahu seperti apa karakter orangnya. Dengan begitu, kamu juga dapat memperkirakan bagaimana gaya bahasa atau komunikasi yang cocok untuk dia.
Kalau baru kenal, gunakan gaya bahasa yang sekiranya cocok untuk semua orang, yang sopan tentunya. Sertakan panggilan Kak, Mas, Mba, Pak, Bu (tergantung orangnya) sebagai bentuk sapaan.
3. Pahami Sejauh Mana Hubunganmu dengan Lawan Bicaramu
Memahami sejauh mana hubunganmu dengan lawan bicaramu juga menjadi salah satu tips menghindari miskomunikasi lewat tulisan. Apakah kamu adalah sahabatnya, teman dekat, teman biasa, teman yang cuma kenal lewat sosmed, kakak beradik, HTS atau apa? wkwk
Ketika berkomunikasi dengan sahabat atau seseorang yang sudah lama kamu kenal, kamu bisa menggunakan bahasa yang lebih santai. Lain halnya dengan guru, dosen atau orang yang lebih tua. Gunakanlah bahasa lebih formal sebagai bentuk hormat dan menghargai mereka.
Namun, terlepas dari dekat tidak hubunganmu dengan lawan bicaramu, tetaplah menjaga etika dalam berkomunikasi agar tidak menimbulkan salah paham.
4. Lakukan Komunikasi pada Waktu yang Tepat
5. Membaca Ulang Pesan yang Ingin Disampaikan
6. Usahakan Berkomunikasi Secara Langsung
Kalau sekiranya obrolan tersebut sangat penting, usahakan komunikasi secara langsung (tatap muka). Atau minimal telepon, jangan melalui chat. Sebab, intonasi/nada bicara kita sulit tergambarkan maksudnya dengan jelas karena setiap orang bisa memiliki persepsi yang berbeda-beda.
Nah, itulah beberapa tips menghindari miskomunikasi secara tertulis versiku. Semoga membantu!
Posting Komentar