aksaratia.com

Fenomena Fandom dan Kesehatan Mental : Dampak Fandom K-Pop Terhadap Kesejahteraan Emosional Fans

Dampak fandom K-Pop terhadap kesejahteraan emosional fans

Arus globalisasi yang semakin kencang dan perkembangan teknologi yang semakin pesat memudahkan bagi siapapun untuk bisa mengakses berbagai tontonan. Termasuk dalam hal ini adalah tontonan dari para idol K-pop.

Di era globalisasi seperti sekarang ini pula, fenomena fandom mungkin sudah tidak asing lagi keberadaannya. Fenomena fandom ini merebak di kalangan para pecinta K-Pop sebagai wujud dukungan kepada para idolnya tersebut. 

Fandom K-Pop telah menjadi fenomena global yang tak terbendung dalam beberapa tahun terakhir. Para penggemar K-pop tidak hanya mengidolakan musik dan artis Korea, tetapi juga membentuk komunitas yang saling mendukung dan menghibur satu sama lain baik melalui forum online maupun offline.

Statistik Data Penggemar Budaya Korea

Data statistik Penggemar K-Pop

The Korea Times memaparkan data yang menunjukkan bahwa jumlah penggemar kebudayaan Korea di seluruh dunia meningkat 22%. Dari yang semula 73,12 juta penggemar, menjadi 89,19 juta penggemar pada tahun 2017. 

Indonesia tentu saja tak luput dari serangan Korean Wave ini. Korean Wave pertama kali memasuki Indonesia pada tahun 2000-an. Pada waktu itu banyak ditayangkan berbagai drama Korea di stasiun televisi Indonesia seperti drama Korea Full House, Endless Love dan Boys Before Flower. Drama-drama fenomenal tersebut digadang-gadang sebagai awal mula seseorang mengenal budaya Korea.

Menurut sebuah survei yang diambil dari jumlah viewers video dengan konten K-Pop di YouTube, Indonesia berada pada peringkat dua dengan meraih 9,9 % dari total viewers (WowKeren, 2019). Data ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi penikmat konten Korea nomor satu di luar negara Korea Selatan itu sendiri. Wah, daebak (sok Korea)! hehe

Nah, pada artikel ini akan dibahas mengenai apa saja dih dampak fenomena fandom K-Pop terhadap kesejahteraan emosional anggotanya. Yuk, simak sampai selesai! 

Dampak Positif

Dampak positif fenomena fandom K-Pop

Jangan pandang suatu hal itu hanya dari sisi negatifnya ya kawan, begitu pula dengan fenomena fandom K-Pop ini yang ternyata memiliki dampak positif. Berikut ini dampak positif adanya fandom K-Pop.

Memberikan dukungan emosional yang kuat bagi para anggotanya

Tergabung sebagai salah satu bagian dari fandom K-Pop mampu membuat anggotanya menjadi lebih bahagia.

Berdasarkan penuturan seorang psikoterapis sekaligus profesor dalam bidang psikologi di University of Columbia, Laurel Steinberg, menyatakan bahwa terhubung dengan orang-orang yang didasari dengan minat yang sama, nyatanya baik untuk kesehatan mental karena membantu menciptakan rasa aman seperti persaudaraan atau keluarga.  

Meningkatkan motivasi

Dengan berkumpul bersama orang-orang yang memiliki minat sama juga berpengaruh besar dalam meningkatkan motivasi seseorang. Mereka dapat saling bercerita baik secara virtual maupun secara langsung mengenai banyak hal termasuk dalam hal K-Pop, atau bahkan sharing cerita kehidupan pribadi. Dengan demikian, secara tidak langsung mereka bisa menjadi support system satu sama lain.

Ajang untuk memupuk silaturahmi

Kemudian, mengikuti kegiatan konser, fan sign atau fan meeting juga bisa menjadi ajang untuk memupuk silaturahmi di antara para penggemar. Hal ini sekaligus bisa menjadi healing tersendiri bagi mereka di tengah kehidupan orang dewasa yang mungkin terasa begitu berat dan melelahkan.

Selain itu, alunan musik, suara dan visual para idol K-Pop yang menawan ini tentunya juga memanjakan diri para anggota fandom.

Berawal dari hobi bisa menghasilkan cuan

Ketika mengidolakan seseorang, pasti hati kita juga ikut tergerak untuk mencari tahu lebih jauh tentang idola kita tersebut. Berawal dari hal itu, tak jarang bisa menjadi hobi yang justru menghasilkan. Seperti membuat konten video maupun artikel tentang K-Pop atau idola kita. Dengan begitu, hidup menjadi lebih produktif dan terhindar dari burnout.

Bisa menjadikan idol K-Pop sebagai role model dengan melihat sisi positifnya

Kerja keras dan optimisme yang ditunjukkan oleh para idol K-pop di panggung maupun layar kaca juga menularkan energi positif di kalangan para penggemarnya. Tak sedikit dari mereka yang merasa terinspirasi atau termotivasi untuk bekerja keras dalam mencapai mimpinya.

Dampak Negatif

Dampak negatif fenomena fandom K-Pop

Selain dampak positif, fenomena fandom K-Pop juga memiliki dampak negatif lho. Berikut ini adalah dampak negatif adanya fandom K-Pop.

Terlalu terobsesi 

Dalam dunia fandom, dikenal istilah yang namanya “sasaeng”. Sasaeng ini merupakan seseorang yang mengidolakan idol secara berlebihan hingga menguntit kehidupan pribadi sang idol dan mengikutinya ke mana-pun ia pergi. Hal ini tentu saja justru membuat sang idol merasa tidak nyaman dan terancam keamanannya. 

Lupa waktu

Selanjutnya, mencari update informasi dari idol yang diidolakan juga bisa membuat seseorang lupa waktu. Scrolling media sosial ataupun membaca artikel terkadang mampu meningkatkan informasi atau wawasan yang dimiliki seseorang. Akan tetapi, ketika berlebihan tentu tidak baik dampaknya. 

Seseorang dapat melupakan kewajibannya dalam kehidupan sehari-hari seperti beribadah, bersosialisasi dan kewajiban-kewajibannya yang lain. Hal ini berarti dapat berdampak pada kesehatan mental para fandom K-Pop. Oleh sebab itu, sebagai fans K-Pop perlu untuk mampu mengontrol dirinya sendiri.

Terobsesi untuk mengikuti standar visual ataupun gaya hidup sang idol

Fenomena fandom K-Pop juga bisa membuat anggotanya merasa harus mengejar standar kecantikan atau ketampanan sang idola. Bahkan ada yang sampai rela melakukan operasi plastik demi bisa memiliki wajah yang mirip dengan idolanya, lho. Mereka juga terkadang memiliki tekanan yang tinggi untuk bisa memiliki gaya hidup seperti idolanya.

Menimbulkan budaya konsumerisme (boros)

Fenomena fandom K-Pop juga bisa memunculkan budaya konsumerisme. Pasalnya, fan yang sudah fanatik dan sangat terobsesi tak akan segan merogoh kocek untuk membeli berbagai atribut yang berkaitan dengan idolanya, seperti light stick, topi, foto dan lain-lain. Bahkan mereka rela membeli tiket seharga jutaan rupiah demi bisa menghadiri konser ataupun fan meeting band K-Pop maupun artis Korea idolanya.

Memunculkan fan wars

Selain itu, muncul fenomena fan wars dalam dunia fandom. Fan wars ini juga berdampak pada kesejahteraan emosional para penggemar idol K-Pop. 

Para penggemar yang terlibat dalam fan wars dapat merasa tertekan dan stress apabila terus menerus berusaha membela idolanya. Oleh sebab itu, sebagai seorang fan K-pop harus tetap membuat batasan antara dunia nyata dengan dunia fandom.

Mendukung dan mengidolakan seorang idol secukupnya saja adalah hal yang tepat karena segala sesuatu yang berlebihan akan berdampak buruk pada akhirnya.

Jangan sampai mengidolakan seseorang hingga berkembang sampai tahap obsesi ya. Jadilah seorang fan yang sehat, masih dalam batas wajar, bisa mengontrol diri, bisa membagi waktu antara hobi dan kewajiban, serta mengetahui batasan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai fandom sejati juga sudah sepatutnya untuk saling menghargai antar fandom untuk menghindari terjadinya fan wars.

Nah, itulah seputar fandom K-Pop dan dampaknya pada kesejahteraan emosional fans. Semoga bermanfaat!


Referensi :

Gumelar SA, dkk, 2021. Dinamika Psikologis Fangirl K-Pop. Jurnal Cognicia, 9(1).17–24

Posting Komentar