Bicara tentang tren rasanya menjadi salah satu topik yang tak akan ada habisnya. Sebab, tren akan selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu.
Mengikuti tren memiliki dua sisi, positif dan juga negatif. Hal ini tergantung bagaimana kita dalam menyikapi atau memilah setiap tren yang sedang berkembang.
Nah, dalam artikel ini akan aku jelaskan akibat atau efek negatif kalau kamu terus menerus jadi follower tren!
Definisi Tren
Tren merupakan hal sedang dibicarakan, digemari, ditiru atau digunakan oleh masyarakat saat ini.
Sementara itu menurut KBBI, tren berarti gaya modern atau mutakhir. Tren akan selalu ada dan berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu.
Tren yang menjamur di kalangan masyarakat bisa dilihat dari berbagai aspek mulai dari gaya hidup, gaya berbahasa, olahraga, hingga fashion.
Bijak Menyikapi Tren yang Ada
Banyak hal di dunia ini yang perlu menjadi perhatian kita selain tren. Kita perlu tahu tren yang sedang berkembang, akan tetapi bukan berarti kita harus mengikuti setiap tren yang ada.
Sebagai bagian dari masyarakat yang bijak, kita perlu memilah dan memilih tren untuk ditiru atau dijadikan contoh sehingga tidak sekadar mengikuti trend yang ada tanpa melihat efek negatif apa yang mungkin bisa ditimbulkan.
Mengikuti tren atau tidak tentu lah menjadi pilihan masing-masing pribadi. Tak ada salahnya mengikuti tren selama masih dalam batas kemampuan dan tak menyulitkan diri sendiri. Namun, lebih baik perlu dipikirkan kembali jika kamu mungkin memilih untuk terus mengikuti tren tanpa melihat efek dari berbagai sisi dan sekadar tidak ingin dicap kuno atau ketinggalan jaman.
Efek Negatif Terus Menerus Mengikuti Tren
Berikut ini dirangkum 5 efek negatif jika kamu terus-terusan mengikuti trend yang sedang berkembang :
Kehilangan jati diri
Pertama, efek negatif terus menerus mengikuti tren yang sedang berkembang berkaitan dengan jati diri kita.
Mencari jati diri merupakan tahapan kehidupan yang seringkali perlu dilewati kaum yang sedang menuju tahap dewasa.
Mencari dan menjadi jati diri sendiri mungkin tidak mudah. Terkadang, lingkungan menuntut untuk menjadikan diri kita bukan diri yang sebenarnya. Jika kita tidak mengikutinya, kita mungkin akan terlihat berbeda dan dikucilkan oleh suatu kelompok.
Misalnya saja tren pakaian dan gaya bahasa. Ketika circle atau pertemanan kita cenderung mengikuti tren yang sedang menjamur, maka mau tak mau kita pun jadi ikut-ikutan untuk sekadar ingin diakui dan tetap diterima oleh circle pertemanan kita meskipun mengikuti tren tersebut sebenarnya tidak kita inginkan.
Tentu saja jika hal ini dilakukan terus menerus, akan merugikan diri kita sendiri dan kita akan terjebak dalam jati diri kita yang tak sebenarnya.
Boleh-boleh saja mengikuti tren asalkan tidak menyakiti dan memaksakan diri sendiri demi hanya untuk mendapatkan pengakuan orang lain. Setiap kita itu sudah berharga dengan apa yang kita miliki masing-masing tanpa perlu pengakuan atau validasi dari orang lain.
Menjadikan pribadi yang boros atau konsumtif
Keinginan untuk terus mengikuti tren seringkali membuat seseorang kalap mata.
Misalnya saja tren fashion. Membeli pakaian untuk mengikuti trend yang sedang berkembang dapat menguras kantong dan menanamkan perilaku konsumtif. Ini adalah salah satu efek negatif terus menerus mengikuti tren dilihat dari segi finansial.
Dengan membeli pakaian untuk hanya mengikuti trend dan mengesampingkan kebutuhan tentu akan berdampak pada keuangan kita. Uang yang seharusnya ditabung atau digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting menjadi terbagi untuk membeli pakaian yang sedang tren.
Selain itu, membeli pakaian untuk sekadar mengikuti tren hanya akan memenuhi ruang lemari karena tren pakaian setiap waktu akan selalu mengalami perubahan.
Oleh karena itu, lebih baik membeli pakaian sesuai dengan kebutuhan kita dengan melihat kecocokan pakaian tersebut apakah masih bisa dipakai selama beberapa waktu atau beberapa tahun mendatang agar bisa lebih menghemat pengeluaran dan ruang penyimpanan.
Menumbuhkan budaya westernisasi
Tumbuhnya budaya westernisasi atau kebarat-baratan juga menjadi salah satu efek negatif yang dapat menjangkiti kaum followers tren.
Sebagai kalangan masyarakat yang hidup dengan budaya timur, tak perlu latah dengan ikut-ikutan tren yang mengarah pada budaya kebarat-baratan. Bukan berarti semua budaya barat memiliki dampak negatif, melainkan kita sebagai masyarakat yang memiliki budaya tersendiri perlu untuk bijak dan bisa memfilter setiap tren yang berkembang, termasuk tren yang bersifat kebarat-baratan.
Contohnya seperti tren berpakaian ala orang Barat yang cenderung mempertontonkan tubuh secara terbuka melalui berpakaian you can see.
Sebagai masyarakat yang dilahirkan dan hidup dengan budaya timur yang dikenal dengan kesopanannya dalam berpakaian, tentu hal ini tidak cocok untuk ditiru di negara kita Indonesia. Meskipun tanpa meniru orang Barat pun sudah ada yang berpakaian demikian, sebagai bentuk menghargai budaya lokal kita tak perlu mengikuti tren berpakaian tersebut.
Terlebih lagi bagi kaum muslimah, berpakaian terbuka seperti you can see di ruang publik merupakan sebuah pelanggaran yang dapat mencederai agama islam. Meskipun pada hakikatnya, agama tidak dapat dipersalahkan dalam hal ini. Semua adalah tergantung dari manusianya sendiri apakah mau taat pada aturan agamanya atau tidak.
Mubazir atau melakukan perbuatan yang sia-sia
Menjadi follower tren terus menerus juga menimbulkan kemubaziran. Seperti tren mukbang maupun tren pakaian. Mukbang atau pun makan makanan dalam porsi raksasa sempat menjadi tren di kalangan masyarakat. Bahkan sampai saat ini mukbang masih dijadikan konten oleh para vlogger pecinta makanan.
Secara logika tentu tak mungkin satu orang bisa menghabiskan makanan berporsi raksasa dalam satu waktu yang seharusnya bisa dimakan oleh beberapa orang. Tak hanya itu, fenomena mukbang bahkan bisa membahayakan kesehatan seseorang.
Contoh lainnya yaitu tren pakaian. Pakaian yang dibeli bukan karena memang dibutuhkan, melainkan untuk mengikuti tren cenderung tidak akan bertahan lama dikenakan sehingga ujung-ujungnya hanya akan dipakai sebentar dan berakhir memenuhi lemari pakaian.
Burnout
Dilansir dari Help Guide, burnout merupakan kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental karena stres berlebihan dan berkepanjangan. Burnout menjadi efek negatif yang tak bisa dianggap sepele bagi seseorang yang selalu mengikuti tren.
Tren yang sedang berkembang dalam satu waktu bisa meliputi berbagai aspek. Mulai dari tren pakaian, berbahasa, olahraga, prank dan lain sebagainya. Jika tren tersebut selalu diikuti semuanya, bisa-bisa menyebabkan kita burnout.
Perlu kita ketahui, segala hal yang terjadi di dunia ini bukanlah atas kendali kita. Satu-satunya yang dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri.
Ketika kita selalu mengikuti tren-tren tersebut, berarti kita telah membiarkan dunia yang mengendalikan kita. Hal ini jika terus menerus dilakukan, maka akan membuat mental kita lelah.
Oleh karena itu, kita perlu bijak dalam memilih tren yang ditiru dan fokus pada diri kita sendiri. Bukan berarti kita egois atau tidak memiliki simpati terhadap tren yang ada, melainkan fokus kepada diri sendiri berarti kita memberikan ruang untuk diri kita bisa bahagia tanpa pengaruh dari luar dan mampu merespon ketidaksesuaian harapan dengan bijak, sehingga tidak menyalahkan orang lain maupun keadaan.
Nah, itulah 5 efek negatif yang dapat terjadi, jika kita terus-menerus mengikuti tren yang sedang berkembang. Bukan hanya efek secara finansial saja, melainkan juga mental yang akan terkena imbasnya.
#trend #fashion #dampaktrend #followerstrend #trendeffect
Posting Komentar