aksaratia.com |
Hidup adalah tentang perjalanan kita dalam menjajaki setiap tempat atau ruang yang ada di bumi. Dan bumi adalah bagaikan sebuah panggung di mana setiap orang memiliki peranannya masing-masing.
Besar kecilnya peran kita di bumi hanyalah perihal pandangan di mata manusia. Di mata Tuhan, semua manusia sama. Terlepas dari pangkat atau jabatan, gelar pendidikan, kekayaan dan semua yang bersifat duniawi. Kita tetaplah hamba-Nya yang penuh dengan khilaf dan salah.
Kita adalah pemeran utama dalam kehidupan kita sendiri. Layaknya orang lain, mereka juga menjadi pemeran utama di kehidupan mereka.
Dalam artikel kali, ada beberapa alasan yang ingin aku sampaikan nih tentang topik sebuah video di channel YouTube-ku yang ada kaitannya dengan peran dalam kehidupan. Artikel ini juga dibuat untuk memenuhi tugas Blogspedia Coaching Batch 4 yang ke-4D. Wah, menarik!
Mengapa Kita adalah Pemeran Utama Dalam Kehidupan Kita?
1. Kita yang mengendalikan hidup kita
pixabay.com/Pezibear |
Ketika menginjak dewasa, menentukan arah atau tujuan hidup adalah kendali kita sepenuhnya. Berbeda halnya ketika masih kecil, kita mungkin masih dibimbing atau diarahkan oleh orang tua. Perihal hal-hal sederhana seperti akan memakai baju apa, kapan mandi, di mana kita akan bersekolah, dan lain-lain. Semua masih dibantu oleh orang tua dalam merencanakannya. Meskipun tak sedikit pula yang sudah mandiri sejak masih kecil.
Ketika kita sampai pada titik menentukan arah tujuan hidup, terkadang segalanya menjadi terasa amat berat. Entah sebab apa, tapi rasanya segala hal yang ada di depan mata terlihat samar-samar. Kaki kita terasa berat ketika hendak melangkah ke suatu tujuan. Sebab kebimbangan yang masih setia merangkul jiwa.
Dari sinilah kita mulai berkelana. Menjadi pemeran utama dalam kehidupan kita yang mengendalikan segala hal yang kita lakukan. Mencoba mencari tahu dan menggali potensi terbaik dalam diri. Tanpa lupa bahwa tetap ada Tuhan sebagai penulis skenario terbaiknya.
2. Yang memberikan kontribusi terbesar dalam hidup kita adalah diri kita sendiri
pixabay.com/geralt |
Mungkin Sasters pernah mendengar kalimat motivasi yang berbunyi "Sebaik-baiknya motivator adalah diri kita sendiri". Aku pikir, kalimat itu benar adanya.
Sehebat apapun seorang motivator, seterkenal apapun ia, pada akhirnya yang akan mampu menggerakkan hati kita untuk melakukan sesuatu adalah diri kita sendiri. Seterpuruk apapun diri kita, yang paling bisa membangkitkan kita adalah diri kita sendiri. Itulah mengapa kita adalah pemeran utama dalam kehidupan kita.
Namun, tidak ada salahnya meminta support atau motivasi dari orang lain. Kita tetaplah makhluk sosial yang dalam hal-hal tertentu tak dapat berdiri sendiri. Mintalah saran, support, motivasi atau bantuan jika memang perlu. Jangan sampai memendam masalah sendirian ya, Sasters. Berikanlah setidaknya sedikit ruang untuk orang-orang terdekatmu bisa tahu apa yang sedang kamu rasakan.
Sebaik-baiknya motivator atau supporter adalah diri kita sendiri.
3. Sering muncul dalam pikiran kita
pixabay.com/johnhain |
Jika yang disebut pemeran utama dalam sebuah drama, film atau sinetron adalah dia yang sering muncul di layar kaca atau cerita, maka lain halnya dengan peran utama kehidupan. Namun pada hakikatnya, hampir sama sih, Sasters.
Kita adalah pemeran utama dalam kehidupan sebab kita sering muncul dalam pikiran kita. Bukan berarti kita egois karena selalu memikirkan diri sendiri. Egois berarti bahwa kita hanya memikirkan diri sendiri tanpa melihat penderitaan orang lain.
Ya, menurutku sifat egois selalu ada dalam diri setiap manusia. Namun, bagaimana cara kita mengontrolnya adalah tergantung diri kita sendiri. Jangan sampai keegoisan itu menjadi boomerang bagi kita.
Sering memikirkan diri sendiri dalam hal ini bisa mengenai rencana, tujuan, cita-cita, karir, percintaan dan banyak hal lainnya. Tidak mungkin kan kita memikirkan orang lain terkait hal-hal tersebut?
Setiap mereka tentu juga fokus dengan dirinya masing-masing. Memasuki fase dewasa, akan membuat setiap orang memikirkan hal-hal demikian. Bukan lagi tentang mainan, baju atau peralatan sekolah baru di tahun ajaran baru.
4. Memiliki peran penting
pixabay.com/99mimimi |
Di dunia ini, selalu ada ruang untuk kita berperan . Ada ruang yang walaupun tak luas, kita bisa mengambil peran di sana. Ruang yang walaupun tak "wah", kita masih bisa menjadi manusia yang bermanfaat meski mungkin tak seberapa di mata manusia.
Mengapa kita disebut pemeran utama dalam kehidupan kita juga karena kita memiliki peran penting dalam cerita hidup kita. Tentang bagaimana awal hingga akhir kehidupan kita ya kita sendiri yang akan merangkainya.
Maka dari itu, walau takdir berada di tangan Sang Pencipta, kita tetap perlu berupaya merangkai kisah kita dengan sebaik mungkin. Takdir yang dapat diubah, upayakan melalui lantunan doa yang terus dilangitkan, usaha yang dikuatkan dan tawakal yang dijalankan. Sementara yang tak dapat diubah, biar menjadi urusan-Nya.
Oh ya, menurutku berperan penting tak melulu soal duduk di kursi pemerintahan, membuat program-program besar yang memungkinkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tapi, berperan penting juga tentang peduli pada hal-hal kecil yang seringkali kali luput dari pandangan banyak orang.
Kita penting dalam hidup kita. Orang lain pun penting karena seringkali kita mendapatkan pelajaran berharga dengan melihat atau mendengarkan cerita kehidupan orang lain.
5. Sudut pandang cerita
pixabay.com/geralt |
Bukankah kita akan berfokus pada kisah kehidupan kita, daripada orang lain?
Memikirkan hidup sendiri saja sulit dan membuat overthinking. Apa lagi memikirkan orang lain? Begitulah kiranya yang kadang terbesit dalam pikiran.
Dari sudut pandang kita, kita adalah pemeran utamanya. Sementara dari sudah pandang orang lain, kita hanyalah seorang figuran atau pelengkap cerita mereka. Walau demikian, meski sebagai seorang figuran tetaplah kita dibutuhkan dalam kehidupan orang lain untuk menuju ending ceritanya. Begitu pun sebaliknya. Antar manusia akan saling melengkapi cerita masing-masing.
Ketika kita sedang merasa hanya menjadi figuran di dunia ini, atau merasa kecil, kerdil dengan diri kita sendiri, maka yang perlu diingat adalah bahwa sebuah cerita tak akan pernah mencapai ending-nya tanpa figuran. Sebuah cerita tak akan menjadi cerita seutuhnya jika hanya ada pemeran utama. Ia hanya akan menjadi potongan-potongan puzzle yang tak berarti dan tak akan pernah terangkai utuh. Itu berarti, figuran pun memiliki peran yang penting dalam sebuah cerita.
Nah, itulah alasan mengapa kita adalah pemeran utama dalam kehidupan diri kita sendiri. Walau pembahasan kali cukup berat, semoga tetap membuat kita semangat ya, Sasters.
Oh ya, artikel ini ditulis berdasarkan opiniku ya. Semoga bermanfaat dan ada hikmah yang dapat diambil. See you next time!
Terima kasih sudah mampir!
Suka sama videonya, Mbak. Kita memang hanya pemeran atas skenario Allah. Besar kecil peran itu jika kita jalani dengan sebaik-baiknya pasti akan menghadirkan ketentraman dan kebahagiaan. Bukankah itu ending yang diinginkan setiap orang?
BalasHapusIya, Kak betul sekali. Terima kasiiih Kak ^^
Hapus